Sabtu, 02 Maret 2013

#4 : Menara Bastille


"Di bawah Menara Bastille, aku melamun, lalu menarik garis perjalanan dari titik mula aku beranjak, di sekolah dasar laskar Pelangi yang sembarang waktu bisa roboh di pinggir hutan di Pulau Belitong sana. Jauh tak terkira, terpencil. Dari situlah asal muasalkuJika dulu aku tak pernah berani bermimpi sekolah di Prancis, Jika dulu aku tak menegakan sumpah untuk sekolah yang setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini: sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang keliatannya hanya mataku, memegang sekop manghadapi gunung timah, mengumpulkan timah, mengumpulkan nafas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib, menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya, turun-temurun menjadi kuli kasta terendah. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan buruk nasib pada ayahku dan pada kaumku. Kini Tuhan telah memeluk mimpiku. Detik ini di jantung Paris, di hadapan tonggak penjara Bastille, perlambang kebebasan, aku telah merdeka, tak goyah, tak pernah sedetikpun menyerah. Di sini, atas nama harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak para pemberani."


- Andrea Hirata - Maryamah Karpov



Tidak ada komentar:

Posting Komentar